Pembelajaran
al- Qur’an Hadits di Sekolah
1. Kendala
yang Dihadapi Guru Al Qur’an Hadits
Berbicara
tentang pekerjaan dengan segala resikonya, maka menjadi gurupun terdapat suka
dukanya. Suka ketika siswa mengerti dan memahami serta mengamalkan materi yang
telah disampaikan.
Duka ketika
guru dihadapkan pada kenyataan adanya murid bandel, nakal, kurang memperhatikan
keterangan atau ada sarana dan prasarana yang kurang memadai. Yang tak kalah
sukanya bila guru mengetahui bahwa muridnya menjadi juara atau berhasil lulus
dengan nilai yang cukup baik. Sebaliknya guru akan gelisah jika anak didiknya
ada yang tidak lulus ujian.
Beberapa
kendala atau problem yang dihadapi oleh guru, antara lain adalah :
a) Dengan
adanya kurikulum 1994 yaitu dengan menyeimbangkan antara ranah kognitif,
efektif dan psikomotorik, maka seorang guru dalam menyajikan materi pelajaran
seharusnya menuju sasaran tersebut. Tetapi kenyataannya masih banyak guru yang
kurang berani untuk menuju dan mencapai ketiga ranah tersebut, melainkan hanya
mengutamakan sebagian ranah saja, terutama ranah kognitif. Sehingga dengan
demikian anak kurang mendapat bimbingan yang bersifat efektif dan psikomotorik.
b) Bermacam-macam
sifat dan karakter serta pendidikan yang dimiliki oleh seorang guru disamping
kwalitas iman dan taqwa yang bereda, selain itu mereka belum mampu menunjukkan
sikap dan kepribadian sebagai orang muslim yang sejati, sebab masih sering
melangar norma-norma Islam, padahal ia jadi anutan bagi anak didiknya.
c) Kurang
adanya rasa pengabdian yang tinggi dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik sehingga cenderung menghitung
nilai dari nilai material kemanusiaan. Akhinya menyebabkan menurunnya moral
kerja, apalagi hal tersebut didukung dengan adanya latar belakang ekonomi yang
serba pas pasan, sehingga menyebabkan tidak jarang guru yang menyita jam
efektifnya untuk digunakan kerja demi untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Bila
hal ini benar-benar terjadi, maka pendidik yang demikian akan menimbulkan
dampak negatif, baik pada agama, maupun pada bangsa dan negara.
Anak
Didik dan Problemnya
Anak didik
merupakan obyek utama dalam pendidikan dimana pendidikan berusaha membawa anak
didiknya yang semula serba tak berdaya, selalu menguntungkan pada orang lain
menuju pada keadaan dimana anak didik mampu
berdiri sendiri, baik secara individu, sosial maupun susila anak didik
dapat mencari nilai-nilai harus mendapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik,
karena menurut Islam anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan hanya membawa
fitrah, alam sekitarnyalah yang memberi corak terhadap nilai-nilai hidup atas
pendidikan agamanya.
Menurut Hadits diatas bahwa pada dasarnya anak didik itu
membawa fitrah agama, kemudian tergantung pada pendidikannya dalam
mengembangkan fitrah itu sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan
demikian terlihat begitu penting peranan pendidikan dalam menanamkan pandangan
hidup keagamaan terhadap anak didik. (MPA. No. 58, 1991:30).