Jenis Pendekatan dalam kedisiplinan
Disiplin yang tumbuh pada anak tidak muncul secara otomatis, namun disiplin ada karena adanya suatu perbuatan yang dapat mendorong ke arah perilaku dan sikap tersebut. Perbuatan yang diarahkan untuk tercapainya kesadaran anak untuk disiplin yang lebih baik memerlukan pendekatan yang baik. Beberapa pendekatan dalam pembinaan kedisiplinan diantaranya:
yaitu pendisiplinan yang dilakukakan secara paksa. Anak diharuskan mengikuti aturan yang telah ditentukan. Apabila anak tidak melakukan perintah, ia bisa dihukum dengan cara pemberian sanksi hukuman fisik mengurangi pemberian materi, membatasi pemberian penghargaan atau berupa ancaman langsung dan tidak langsung. Dengan pendekatan disiplin semacam ini, seseorang tidak mempunyai kesempatan untuk mengetahui mengapa disiplin itu harus dilakukan dan apa tujuan penerapan disiplin itu. Sehingga mereka melakukan sesuatu tidak berdasarkan kesadaran sendiri, namun karena takut akan adanya ancaman dan hukuman.
c. Disiplin tanpa paksaan/ disiplin lunak (disiplin permissive)
Penerapan disiplin ini dengan cara membiarkan anak mencari sendiri batasannya. Dalam disiplin ini seseorang dapat bertindak menurut keinginannya, dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri, dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu. Seseorang yang berbuat sesuatu dan ternyata membawa akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku, tidak diberi sanksi atau hukuman atas perbuatannya itu. Namun dengan pendekatan disiplin semacam ini seseorang dapat berbuat semuanya tanpa kontrol dan kendali.
d. Disiplin demokratis
Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Hukuman dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan mendidik.
Teknik ini ditandai dengan adanya pengakuan terhadap anak. Anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua atau orang lain. Anak diberi kesempatan mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Beberapa pendekatan disiplin di atas apabila diterapkan pada anak atau santri akan menghasilkan sifat dan tingkah laku anak yang berbeda. Disiplin otoriter akan menjadikan anak patuh ketika ada pemimpin, dan anak akan menjadi kurang kreatif dan perhatian berkurang apabila pemimpinnya tidak ada. Sebaliknya, pembinaan disiplin dengan pendekatan demokratis akan menjadikan anak patuh walaupun tidak ada pemimpin, dan anak yang kreatif karena berani bertanya akan mempunyai tanggung jawab walaupun tidak ada pemimpinnya.