Hakikat Spiritualisme Barat dan Spiritualisme dalam Islam

 Hakikat Spiritualisme Barat dan Spiritualisme dalam Islam 

a. Spiritualisme Barat
 Spiritualisme Barat adalah spiritualisme bervisi bumi, profon, sekuler. Spiritualisme yang dimaksud disini adalah kecerdasan spiritual yang berasal dari pemikiran Barat. Ilmuwan suami istri Ian Marshall dan Danah Zohar memperkenalkan spiritual intelligence sebagai aspek ketiga dari dua aspek sebelumnya (IQ dan EQ). Zohar berpendapat bahwa pengenalan diri dan terutama
kesadaran diri adalah kesadaran internal otak. Menurutnya, proses yang berlangsung dalam otak sendirilah (tanpa pengaruh pancaindra dan dunia luar) yang membentuk kesadaran sejati manusia.42

 Hakikat Spiritualisme Barat dan Spiritualisme dalam Islam
Menurut Danah Zohar kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang tertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego, atau jiwa sadar. Inilah kecerdasan yang kita gunakan bukan hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang ada melainkan juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru

Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita.

Semua kecerdasan pada hakikatnya adalah variasi dari ketiga kecerdasan utama IQ,EQ dan SQ serta pengaturan saraf ketiganya. Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama, beragama tidak menjamin SQ tinggi, banyak orang humanis dan ateis memiliki SQ sangat tinggi, sebaliknya banyak orang yang aktif beragama memiliki SQ sangat rendah. 

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik mencakup hal-hal berikut: 
1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)
2) Tingkat kesadaran diri yang tinggi
3) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
5) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
6) Keenganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
7) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal(berpandangan holistik).

b. Spiritualisme dalam Islam
 Spiritualime dalam Islam adalah spiritualisme yang bervisi langit, transenden, dan spiritual. 

 Spiritualime dalam Islam adalah Islam itu sendiri, maka apabila seorang ingin mendapatkan spiritualitas, tentunya harus ber-Islam. Jika ingin meningkatkan spiritualitas, maka perlu meningkatnya pelaksanaan ajaran Islam.
Dan apabila ingin mencapai puncak spiritualitas, maka perlu menyerahkan diri sepenuhnya di dalam Islam. 
Al-Qur'an memfirmankan:      "Kalau mareka itu menyanggah kamu (tentang kebenaran Islam), maka
katakanlah, "Aku telah pasrah kepada Allah, demikian juga semua para pengikutku." Tanyakanlah kepada para ahli kitab dan kepada orang-orang yang ummi, "maukah kamu masuk Islam?" jika mereka mau masuk Islam berarti jalan hidup mereka akan terpimpin. Akan tetapi, jika menolak, kau sudah menjalankan
                                                
Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kebenaran dan memberikan petunjuk jalan yang lurus. Tentu kebenaran dan petunjuk dalam mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.  Sedangkan kecerdasan adalah alat, yakni alat untuk mencapai kebahagiaan. Kecerdasan jiwa adalah alat untuk mencapai kebahagiaan jiwa.

Kecerdasan ruhani adalah alat untuk mencapai kehidupan ruhani. Pendeknya kecerdasan sebagaimana juga kebenaran dan petunjuk yang lurus merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan hidup, tidak hanya kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu, apabila seorang ingin meningkatkan kecerdasan spiritual, berarti harus melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Kekuatan spiritual akan di dapatkan tatkala kuat Islam seseorang. Dan kekuatan Islam baru akan di dapatkan manakala seorang kuat dalam mengikuti dan melaksankan ajaran-ajaran-Nya.

Melesatkan kecerdasan atau kekuatan spiritual pada anak berarti menanamkan nilai-nilai agama pada anak sejak usianya yang masih dini. Tujuannya yakni supaya anak mendapatkan kebenaran, keadilan, kebaikan dan petunjuk yang lurus. Agar agama menjadi paradigma dalam kehidupannya. Dan
agar ia senantiasa berada pada kebahagiaan dan kesejahteraan jiwa raga. Jadi, inti dari melesatkan SQ pada anak adalah menanamkan nilai-nilai agama pada anak.