Cara menumbuhkan kecerdasan spiritual disekolah
Adapun beberapa hal yang diungkapkan Danah Zohar dan Ian Marshall dalam upaya menumbuhkan kecerdasan spiritual siswa di sekolah, adalah sebagai berikut:
a. Melalui "jalan tugas". Berikan ruang kepada siswa untuk melakukan kegiatannya sendiri dan latih mereka memecahkan masalahnya sendiri.Untuk itu guru tidak perlu terlalu khawatir bahwa muridnya akan melakukan kesalahan. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, beri tahu manfaat mengapa anak perlu mempelajari hal tersebut sehingga dia sendiri memiliki motivasi untuk memperdalam materi tersebut yang muncul dari dalam dirinya.
b. Melalui "jalan pengasuhan". Pendidik perlu menciptakan suasana kelas penuh kegembiraan dimana setiap peserta didik saling menghargai, saling memaafkan apabila terjadi konflik satu dengan yang lain. Dalam sebuah kelas, dimana terdapat beragam karakter, kemungkinan muncul konflik atau pertengkaran sangat tinggi. Di sini guru perlu menjadi pengasuhan yang dengan empati mengarahkan peserta didiknya memahami akar yang menimbulkan permasalahan, perasaan masing-masing dan melalui dialog mencari pemecahan yang terbaik atas masalah yang dihadapi tersebut. Setiap konflik atau masalah muncul, guru perlu menjadikannya momentum bagi seluruh peserta didik untuk bertumbuh dalam kecerdasan spiritual (SQ).
c. Melalui "jalan pengetahuan". Pendidik perlu mengembangkan pelajaran dan kurikulum sekolah yang mampu mengembangkan realisasi diri peserta didik. Misalnya, kurikulum yang bisa melatih kepekaan peserta didik terhadap berbagai masalah aktual, dimana peserta didik diajak berefleksi
tentang makna, bagaimana dia dapat ikut serta memecahkan masalah- masalah aktual tersebut. Peristiwa-peristiwa bencana alam, banjir, dan tanah longsor di mana begitu banyak orang yang mengalami perubahan hidup secara tiba-tiba dan menjadi menderita. Di sini kepekaan terhadap nilai dan makna kemanusiaan dapat ditumbuhkan apabila peserta didik diajak untuk berefleksi, menyadari dan ikut merasakan bagaimana berada seperti orang lain.
d. Melalui "jalan perubahan pribadi" (kreativitas). Dalam setiap kegiatan belajar mengajar seharusnya guru merangsang kreativitas peserta didiknya. Anak-anak itu sebenarnya memiliki imajinasi dan daya cipta yang sangat tinggi. Misalnya, mereka dapat menciptakan peraturan kelas dan peraturan sekolahnya sendiri dengan sangat baik dan ideal. Guru tinggal menciptakan kondisi dimana daya kreativitas yang sudah ada dalam diri mereka itu dapat diekspresikan dengan penuh makna.
e. Melalui "jalan persaudaraan". Hukuman fisik dan olok-olok, perkelahian dan saling mengejek antar murid perlu dihindari karena dapat menghambat kecerdasan spiritual (SQ). Sebaliknya, guru perlu mendorong setiap peserta didik untuk saling menghargai dan saling memahami pendapat dan
perasaan masing-masing. Bila terjadi konflik, murid perlu diajak berdialog untuk mencari cara pemecahan konflik yang dapat diterima oleh semua pihak. Setiap konflik merupakan kesempatan untuk mengembangan kecerdasan spiritual. Lingkungan seperti itu membantu peserta didik mengembangkan kemampuan mengelola konfliknya sendiri dan inilah kecerdasan spiritual (SQ).
f. Melalui "jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian". Gurulah yang menjadi model seorang pemimpin yang diamati oleh peserta didiknya. Pengalaman peserta didik bagaimana dilayani dan dipahami sungguh- sungguh oleh gurunya adalah pengalaman yang secara tidak langsung
mengajarkan kepada peserta didik bagaimana layaknya perilaku seorang pemimpin: bahwa pemimpin yang efektif itu adalah yang mengerti dan memahami bawahannya, melayani kepentingan bawahannya dan bukan hanya mengurus kepentingan dirinya sendiri.