Dasar pembinanaan kedisiplinan
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendirian dan akan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Dalam interaksi itu manusia terikat oleh suatu peraturan, norma atau tata tertib yang mengatur perilakunya. Maka manusia dituntut wajib mengikuti peraturan atau norma-norma yang mengatur cara hidupnya dimana dia tinggal. Dalam mengikuti peraturan tersebut diperlukan sikap disiplin yang dimiliki oleh setiap manusia. Sebab, tanpa adanya kesadaran bersikap disiplin pada setiap individu, dapat menimbulkan ketidakteraturan dalam hidup.
Upaya untuk mengembangkan disiplin diri bisa dilakukan dengan mengundang anak-anak untuk mengaktifkan diri dengan nilai-nilai moral untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Upaya tersebut menunjukkan perlu adanya posisi dan tanggung jawab dari orang tua, karena orang tua lah yang berkewajiban meletakkan dasar-dasar disiplin diri kepada anak mereka. Pesantren sebagai kepanjangan tangan dari orang tua santri sudah seharusnya memberikan pembinaan dengan kedisiplinan. Karena disiplin yang sudah ada pada diri santri akan dapat terwujud dengan baik apabila dibina sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari lingkungan keluarga, melalui pendidikan dan tertanam sejak usia muda. Dengan pembinaan yang lama, maka disiplin akan menyatu kuat dalam dirinya dengan bertambahnya usia.
Pembinaan kedisiplinan anak dilakukan mulai dari kecil karena perilaku dan sikap disiplin seseorang terbentuk tidak secara otomatis, namun melalui proses yang panjang dan tidak dibentuk dalam waktu yang singkat. Disiplin dalam Islam sangat dianjurkan untuk selalu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Anjuran ini secara implisit tertuang dalam al Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr: 1-3)36
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah menyuruh manusia agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik, yaitu tidak menyia-nyiakan waktu yang tersedia dengan melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat. Ini menunjukkan bahwa Allah menyuruh manusia untuk berlaku disiplin dalam menggunakan waktu yang tersedia. Namun, perintah disiplin tersebut tidak tebatas pada aspek waktu saja, akan tetapi disiplin yang diaktualisasikan dalam segala aspek kehidupan.