Teori-Teori Belajar Menurut Ahli Pakar

Teori-Teori Belajar Menurut Ahli Pakar

 Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip  yang bersifat teoritis dan terujui kebenaraanya melalui eksperimen.Tujuan atau fungsi dari teori belajar adalah menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana proses belajar terjadi pada si belajar. Perbedaan sudut pandang menjelaskan teori belajar  maka timbul beberapa teori belajar sebagai berikut:

a. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.Stimulus adalah apa saja yang diberikan oleh guru kepada siswa dan respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Teori belajar behavioristik menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.

b. Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek aspek kejiwaan yang lain. Teori belajar humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud – maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman- pengalaman mereka senidri. Proses belajar dilakukan dengan memberikan kebebesan yang sebesar – besarnya kepada individu.

c. Menurut teori konstruktivistik, belajar adalah usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan kognitifnya.14 Teori belajar kontruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada dalam diri seseorang. Si belajar dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas. 

Menurut al-Zarnuji, belajar bernilai ibadah dan mengantarkan seseorang untuk memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Karenanya, belajar harus diniati untuk mencari ridha Allah, kebahagiaan akhirat, mengembangkan dan melestarikan Islam, mensyukuri nikmat akal, dan menghilangkan kebodohan .Dimensi duniawi yang dimaksud adalah sejalan dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan, yakni menekankan bahwa proses belajar-mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu yang berupa kemampuan pada tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan/ pembelajaran, baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Adapun dimensi ukhrawi, Al-Zarnuji menekankan agar belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar-mengajar yang berupa ilmu (kemampuan dalam tiga ranah tersebut), hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya maupun orang lain. Inilah buah dari ilmu yang menurut al-Zarnuji akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak.