Pengelolaan dan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Dalam mengelola suatu
pembelajaran ada beberapa hal atau tahapan, yaitu seperti yang dikatakan oleh
Syaiful Bahri J. dan Aswan Z bahwa tahap-tahap pengelolaan dan pelaksanaan
proses belajar mengajar dapat diperinci sebagai berikut:
1.
Perencanaan
a. Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan bagaimana cara melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil
yang maksimal melalui proses penentuan target.
c. Mengembangkan alternatif-alternatif.
d. Mengumpulkan dan menganalisis informasi.
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputasan.
2.
Pengorganisasian
a.
menyediakan fasilitas,
perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menyusun kerangka yang
efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan kerja
yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
b.
Pengelompokan komponen kerja
ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c.
Membentuk struktur wewenang
dan mekanisme koordinasi.
d.
Merumuskan, menetapkan metode
dan prosedur.
e.
Memilih, mengadakan latihan
dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.
3.
Pengarahan
a. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci.
b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan
pengambilan keputusan.
c. Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik.
d. Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi.
4.
Pengawasan
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, dibandingkan dengan rencana.
b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan
koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran.
c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap
penyimpangan-penyimpangan.\
Dalam kegiatan belajar
mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan
proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya saling
ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang
baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga
merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.
Untuk menciptakan suasana yang
menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, mereka
memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik. Proses belajar mengajar
merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi proses belajar
mengajar yang efektif, yang meliputi; tujuan pengajaran, pengaturan penggunaan
waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran di kelas, serta
pengelompokan siswa dalam belajar.
Tujuan pengajaran merupakan
pangkal tolak keberhasilan dalam pengajaran. Makin jelas rumusan tujuan makin
mudah menyusun rencana dan mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar dengan
bimbingan guru. Dalam perumusan tujuan instruksional khusus perlu
dipertimbangkan hal-hal:
a. Kemampuan dan nilai-nilai apa
yang ingin dikembangkan pada diri siswa.
b. Bagaimana cara mencapai tujuan
itu secara bertahap atau sekaligus.
c. Apakah perlu menekankan
aspek-aspek tertentu.
d. Seberapa jauh tujuan itu dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
e. Apakah waktu yang tersedia
cukup untuk mencapai tujuan itu.\
Untuk mewujudkan suasana
belajar di mana siswa menjadi pusat kegiatan belajar atau kegiatan siswa aktif,
organisasi kursi dan alat-alat lain harus mudah dipindah-pindah untuk
kepentingan kerja kelompok. Ruangan dan fasilitas yang tersedia perlu diatur
untuk melayani kegiatan belajar. Ruang gerak guru dalam organisasi proses
belajar mengajar tidak terbatas. Kegiatan mengarahkan, menjelaskan, memberikan
jawaban spontan, serta memberikan umpan-balik, merupakan kegiatan guru untuk
memenuhi kebutuhan siswa yang beraneka ragam.
Dalam melayani kegiatan
belajar aktif, pengelompokan siswa mempunyai arti tersendiri. Pengelompokan
siswa dapat dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu:
1) Menurut kesenangan berteman
Kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok siswa yang disusun atas keakraban antar siswa. Kelompok terdiri atas
sejumlah siswa yang menurut mereka kawan-kawan dekat. Mereka duduk mengelilingi
meja yang disusun berhadapan. Dalam pengelompokan ini setiap siswa mempelajari
atau melakukan kegiatan yang sama.\
2) Menurut kemampuan
Untuk memudahkan pelayanan
guru, siswa-siswa dikelompokkan menjadi kelompok cerdas, sedang atau menengah,
dan kelompok siswa yang lambat dan pengelompokan ini bisa diubah sewaktu-waktu
sejalan dengan perkembangan kemampuan individual siswa dalam mempelajari mata
pelajaran.
3) Menurut minat
Suatu ketika ada siswa yang
sedang menulis, menggambar, sementara siswa yang lain senang ilmu sosial, ilmu
alam, atau matematika. Para anak didik dikelompokkan atas dasar kegiatan yang
sama. Siswa yang melakukan aktivitas belajar yang sama, dikelompokkan. Dalam
hal ini guru mengamati tiap siswa di samping memberi dorongan untuk berpindah
dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain.
Perlu diketahui bahwa proses
belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas
para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar
tersebut. Upaya yang dilakukan guru antara lain:
1) Melalui karyawisata
Guru membawa para siswa ke
luar ruang kelas untuk belajar. Bisa di lingkungan sekolah untuk mengenal
situasi dan lingkungan sekolah, bisa juga mengunjungi objek wisata yang ada
sangkut pautnya dengan materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Dengan
begitu pengetahuan dan pemahaman para siswa bertambah berkat pengalamannya
selama melakukan karyawisata. Dalam prosesnya, karyawisata dilakukan dengan
menghubungkan konsepsi yang telah disampaikan di kelas dengan situasi yang ada
pada objek wisata, sehingga karyawisata itu benar-benar mengaktifkan para
siswa
2) Melalui seminar
Hasil yang didapat para siswa dari karyawisata perlu
dilanjutkan dengan seminar atau diskusi, sehingga pengetahuan siswa menjadi
berkembang. Dengan dan melalui seminar atau diskusi, pengalaman para anak didik
akan terungkapkan dan aktif memecahkan permasalahan yang tidak bisa dipecahkan
oleh anak didik secara individual