Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran
Melaksanakan pengajaran
selayaknya berpegang kepada apa yang tertuang dalam perencanaan atau dengan
kata lain harus mengacu pada pengaturan manajemen pendidikan yang berlaku di
sekolah. Namun situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran
mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri.
Oleh sebab itu, guru harus peka terhadap situasi yang dihadapinya, sehingga
dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar. Situasi pengajaran itu
sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu:
a. Faktor guru yang mempunyai
pola pengajaran sendiri-sendiri yang tercermin dalam perilakunya terhadap
proses belajar mengajar.
b. Faktor siswa yang memiliki
keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadiannya masing-masing.
c. Faktor kurikulum (isi
pelajaran), tujuan yang hendak dicapai secara khusus menggambarkan bentuk
perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai siswa melalui proses
belajar mengajar.
d. Faktor lingkungan (konteks
terhadap pengalaman belajar) yang meliputi: keadaan ruangan dan berbagai
situasi fisik yang ada di sekitar tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Kemudian dengan adanya
berbagai faktor tersebut, guru diharapkan mampu menjalankan tugasnya sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan. Guru diharapkan tidak mengedepankan
polanya sendiri dalam pengajarannya, guru diharapkan mampu memahami
keheterogenan/perbedaan siswa agar dalam pembelajaran bisa berjalan secara
efektif, dan guru juga diharapkan agar dalam penyampaian materi minimal sesuai
dengan kurikulum (isi materi) yang sudah ditetapkan dan tidak menutup
kemungkinan untuk mengembangkan isi kurikulum tersebut, serta guru diharapkan
agar bisa memilih tempat atau lingkungan belajar yang kondusif untuk
menciptakan suatu proses belajar mengajar yang efektif, efisien, dan
menyenangkan.
1) Faktor Pendukung
Apabila perkembangan masyarakat bergerak menuju
masa depan ke arah modernisasi, maka sekolah/madrasah pun harus cepat
mengkombinasikan aspirasi kemajuan tersebut dalam formulasi yang seirama dengan
kemajuan masyarakat. Jika tidak, maka lembaga pendidikan Islam yang berada
ditepi jalan itu akan tidak dapat berperan aktif dan inovatif dalam
perkembangan masyarakat.
Apabila menilik lagi akan tujuan utama manajemen
berbasis sekolah yaitu dalam meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan
pendidikan. Guna terealisasinya tujuan itu maka dalam penerapan Manajemen
Berbasis Sekolah sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung.
Sebagaimana yang disebutkan oleh E. Mulyasa bahwa
peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan
pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan
hukuman sebagai kontrol serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana
yang ada.
Dengan demikian jelaslah bahwa pengelolaan
sekolah pada hakikatnya adalah bukanlah merupakan kewenangan dan kewajiban
kepala sekolah saja akan tetapi di sini sekolah dalam pengelolaannya diharapkan
melibatkan stakeholder yang ada. Karena keterlibatan seluruh stakeholder
adalah merupakan salah satu modal dasar guna mendukung terealisasinya
penerapan MBS di sekolah.
2) Faktor Penghambat
Pengelolaan lembaga pendidikan yang profesional
adalah suatu keharusan untuk dilaksanakan agar tidak tertinggal dengan arus
informasi dan globalisasi dan dapat menjawab tantangan zaman yang semakin
kompleks ini. Ketertinggalan yang selama ini terjadi bagi pendidikan Islam
hendaknya merupakan cambuk untuk melangkah lebih optimis dan dijadikan motivasi
untuk mengembangkan pendidikan Islam selanjutnya.
Karena tugas lembaga pendidikan yang begitu berat
maka di dalam pengelolaannya tidaklah lepas dari beberapa hambatan-hambatan
yang harus dihadapi. Adapun faktor penghambat dalam pengelolaan lembaga
pendidikan diantaranya adalah:
a) Anak didik
Anak didik adalah merupakan salah
satu faktor pendidikan yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar
mengajar sebagaimana yang disebutkan oleh Tim Dosen IKIP Malang bahwa “kalau
kita perhatikan siswa-siswi kita akan segera mengetahui bahwa mereka memiliki
kecerdasan yang berbeda meskipun mereka memiliki usia kalender yang sama,
tetapi kemampuan mentalnya tidak sama”.
Perbedaan yang ada dapat menjadi
hambatan bagi perkembangan aspek-aspek anak didik itu sendiri yang pada
akhirnya merupakan hambatan bagi perkembangan pendidikan.
b) Pendidik
Faktor pendidik juga sangat
menentukan dalam pengembangan sekolah,
sebagaimana yang dikemukakan Tim Dosen IKIP Malang sebagai berikut:
Keadaan keluarga guru yaitu
kesehatan, sosial psikologis serta kesejahteraan ekonomi merupakan penghalang
atau faktor sosial yang mempengaruhi kemajuan pelaksanaan tugas guru, iklim
sosial psikologis yang tidak tenteram, kesehatan keluarga yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan, dalam keadaan kesejahteraan ekonomi mereka kurang
terjamin dapat mengganggu tugas kerja mereka di sekolah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat
kesejahteraan ekonomi guru yang kurang terjamin akan menjadi hambatan bagi
keintenan dalam keterlibatan guru pada pengembangan sekolah.
c) Dana dan Sarana Prasarana
Kurangnya pendanaan dan sarana
prasarana adalah merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia. Banyak lembaga
pendidikan yang dalam pengembangannya kurang lancar karena disebabkan akan
kurangnya masalah pendanaan dan sarana prasarana, seperti dikatakan oleh Tim
Dosen IKIP Malang sebagai berikut:
Faktor sosial yang mempengaruhi
kemajuan sekolah adalah sumber-sumber dana yang tersedia dalam masyarakat dan
disediakan bagi pembangunan sistem prsekolahan. Lingkungan sekolah yang terdiri
atas keluarga yang relatif keadaan sosial ekonominya baik dan demikian pula
pemerintah daerah memiliki sumber-sumber alam, taraf hidup yang tinggi dan
sumber alam, taraf hidup yang tinggi dan sumber pajak yang banyak pada suatu
ketika dapat berpengaruh pada kemajuan pendidikan sekolah. Alat-alat pelajaran yang lengkap dan memberikan kesempatan bagi anak atau
pembentukan material dan formal yang lebih baik. Pembentukan material berarti
pembentukan pengetahuan dan pembentukan formal berarti pembentukan sikap
belajar berfikir.
Jadi, dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa masalah dana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting
bagi kelangsungan lembaga pendidikan.
d) Partisipasi Masyarakat
Peran serta masyarakat sangatlah
berpengaruh dalam jalannya pengelolaan lembaga pendidikan seperti pendapat Tim
Dosen IKIP Malang bahwa jika bantuan dan kesadaran masyarakat atau orang tua
murid makin tinggi maka hal ini akan menunjang kelestarian hidup pendidikan
swasta. Bantuan ini adalah lebih mengutamakan bantuan yang bersifat material
dan juga bantuan moral, perlengkapan infentaris, tenaga pendidik dan lain-lain
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
apabila dukungan masyarakat kurang maka akan berpengaruh pada keberhasilan
pengelolaan sekolah.