Prinsip-Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS)
Menurut
Nurkolis bahwa teori yang digunakan MBS untuk mengelola sekolah didasarkan pada
empat prinsip yaitu:
1) Prinsip
Ekuifinalitas (Principal of Equifinality)
Prinsipini didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat
beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan. MBS menekankan
fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola oleh warga sekolah menurut
kondisi mereka masing-masing. Karena kompleksnya pekerjaan sekolah saat ini dan
adanya perbedaan yang besar antara sekolah yang satu dengan yang lain, misalnya
perbedaan tingkat akademik siswa dan situasi komunitasnya, sekolah tak dapat
dijalankan dengan struktur yang standar di seluruh kota, provinsi, apalagi negara. Sekolah
harus mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang
paling tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Walaupun sekolah yang
berbeda memiliki masalah yang sama, cara penanganannya akan berlainan antara
sekolah yang satu dengan yang lain.
2) Prinsip
Desentralisasi (Principal of Decentralization)
Desentralisasi
adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen sekolah modern. Prinsip
desentralisasi ini konsisten dengan prinsip ekuifinalitas. Prinsip
desentralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan
aktivitas pengajaran tak dapat dielakkan dari kesulitan dan permasalahan.
Pendidikan adalah masalah yang rumit dan kompleks sehingga memerlukan
desentralisasi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, sekolah harus diberi
kekuasaan dan tanggung jawab untuk memecahkan masalahnya secara efektif dan
secepat mungkin ketika masalah itu muncul. Dengan
kata lain tujuan prinsip desentralisasi adalah efisiensi dalam pemecahan
masalah, bukan menghindari masalah. Oleh karena itu, MBS harus mampu menemukan
masalah, memecahkannya tepat waktu dan memberi sumbangan yang lebih besar
terhadap efektivitas aktivitas pengajaran dan pembelajaran. Tanpa adanya
desentralisasi kewenangan kepada sekolah itu sendiri, sekolah tidak dapat
memecahkan masalahnya secara cepat, tepat, dan efisiensi.
3) Prinsip
Sistem Pengelolaan Mandiri (Principal of Self Managing System)
Prinsip
ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan prinsip
desentralisasi. Ketika sekolah menghadapi permasalahan maka harus diselesaikan
dengan caranya sendiri. Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya bila telah
terjadi pelimpahan wewenang dari birokrasi di atasnya ke tingkat sekolah.
Dengan adanya kewenangan di tingkat sekolah itulah maka sekolah dapat melakukan
sistem pengelolaan mandiri.
4) Prinsip
Inisiatif Manusia (Principal of Human Initiative)
Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber
daya yang statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya
manusia harus selalu digali, ditemukan, dan kemudian dikembangkan. Sekolah dan
lembaga pendidikan yang lebih luas tidak dapat lagi menggunakan istilah staffing
yang konotasinya hanya mengelola manusia sebagai barang yang statis. Lembaga
pendidikan harus menggunakan pendekatan human recources development yang
memiliki konotasi dinamis dan menganggap serta memperlakukan manusia di sekolah
sebagai aset yang amat penting dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan.