Pengertian dan Tipe Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu rangkaian pengertian yang terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil usaha”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.
Sedangkan belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atas ilmu. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, prestasi belajar adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai oleh anak didik atau siswa terhadap tujuan yang diterapkan oleh masing-masing bidang studi setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pengajaran.
Tujuan Pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan/ ketrampilan bertindak/ berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses pengajaran.
Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional) Dengan perkataan lain rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa yang mencakup ketiga aspek hasil belajar tersebut.
Dalam tujuan pendidikan yang ingin dicapai kategori dalam bidang ini yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor, ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan karena sebagai tujuan yang hendak dicapai, dengan kata lain tujuan pengajaran dapat dikuasai siswa dalam mencapai tiga aspek tersebut, dan ketiganya adalah pokok dari hasil belajar, menurut “Taksonomi Bloom” diklasifikasikan pada tiga tingkatan domain, yaitu sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif (berkaitan dengan daya pikir, pengetahuan, dan penalaran) berorientasi pada kemampuan siswa dalam berfikir dan bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam mengingat sampai memecahkan masalah, yang menuntut siswa untuk menggabungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Ranah kognitif ini berkenaan dengan prestasi belajar dan dibedakan dalam enam tahapan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan eveluasi
2) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berorientasi kepada ketrampilan fisik, ketrampilan motorik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Simpson (1966-1967 ) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
3) Ranah Afektif
Ranah afektif (berkaitan dengan perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang yang memotivasi seseorang untuk memilih apa yang disenangi) berorientasi pada kemampuan siswa dalam belajar menghayati nilai objek-objek yang dihadapi melalui perasaan, baik objek itu berupa orang, benda maupun peristiwa. Ciri lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. ranah afektif terdiri dari penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup