Landasan Dasar Perhatian Orang Tua
Filosofis artinya kecintaan terhadap kebijaksanaan. Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari kekuatan yang didasari proses berfikir dan bertingkah laku, teori tentang prinsip-prinsip atau hukum- hukum dasar yang mengatur alam semesta serta mendasari semua pengetahuan dan kenyataan, termasuk ke dalamnya studi tentang estetika, etika, logika, metafisika dan lain sebagainya. Filsafat merupakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya, selengkap-lengkapnya serta setuntas-tuntasnya tentang sesuatu sehingga mengarah pada hakikat sesuatu5. Perhatian orang tua merupakan serangkaian tindakan yang diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana, oleh karena itu diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai halyang bersangkut paut dengan bimbingan. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi seorang pembimbing.
b. Dasar Religius
Unsur keberagamaan terkait erat dengan hakikat, keberadaan dan peri kehidupan kemanusiaan. Dalam dasar religius dalam perhatian orang tua ini terdapat tiga hal pokok, yaitu :
1). Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.
2). Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan munusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
3). Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu6.
c. Dasar psikologis
Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan adalah tingkah laku, klien yaitu tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya.
Tingkah laku secara sederhana batasan tingkah laku adalah gerak gerik hidup individu yang data dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Segenap kata kerja yang dapat dijumpai di dalam kamus bahasa dan kata kerja bentukan menggambarkan tingkah laku tertentu. Jenis dan jumlah tingkah laku manusia terus berkembang sesuai dengan perkembangan budaya mereka. Tingkah laku individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan, sangkut-paut dan isi tertentu. Lagi pula, tingkah laku itu berlangsung dalam kaitannya dengan lingkungan tertentu yang mengandung di dalamnya unsur-unsur waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Suatu tingkah laku merupakan perwujudan dari hasil interaksi antara keadaan interen individu dan keadaan ekstern lingkungan.
d. Dasar sosial budaya
Sosial merupakan salah satu dari dimensi kemanusiaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Di manapun dan bilamanapun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan, perkembangan, maupun keturunan. Dalam kehidupan kelompok itu, manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka. Ketentuan- ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam system budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendudkungnya. Rujukan itu, melebihi proses belajar, diwariskan kepada generasi penerus yang akan melestarikannya. Karena itu masyarakat dan kebudayaan itu sesungguhnya merupakan dua sisi dari satu mata uang yahng sama. Sosial budaya mencakupi unsur-unsur sosial kemasyarakatan yang terkait dengan sosiologi dan kebudayaan.
e. Dasar pedagogis
Setiap masyarakat, senantiasa menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai cara dan sarana untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Boleh dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial. Dengan reproduksi sosial itulah nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang melandasi kehidupan masyarakat itu diwujudkan dan dibina ketangguhannya. Karena itu berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mendidik anggotanya, seperti menceritakan dongeng-dongeng mitos, menanamkan etika sosial dan memberitahu, menegur dan ketaladanan; melalui permainan, terutama yang memperkenalkan peran-peran sosial, serta lain-lain kegiatan di antara teman sebaya, dan kerabat