Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemandirian Belajar siswa.
Belajar sebagai aktivitas berlangsung melalui proses keberhasilan belajar atau prestasi belajar seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah sebagai berikut :
- a. Faktor yang berasal dari luar diri anak Faktor ini digolongkan menjadi faktor-faktor non sosial dan faktor-faktor sosial.
2). Faktor sosial Yang dimaksud faktor sosial ini adalah faktor manusia. Faktor ini meliputi hubungan dengan keluarga, hubungan dengan sekolah dan hubungan dengan masyarakat.
a). Hubungan dengan keluarga Hubungan keluarga (orang tua) sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, baik fisik maupun psikis, dan orang tualah yang harus bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. “Orang tua dengan pengaruhnya yang besar itu dapat membimbing jiwa anaknya yang sedang berkembang itu ke cita-cita yang mereka inginkan”. Jadi anak akan bisa belajar dengan baik di rumah apabila suasana keluarga dalam keadaan damai, terjadi hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis, serta ada hubungan kasih sayang antara orang tua dengan anak.
b). Hubungan dengan sekolah Guru dalam menjalankan tugasnya, yakni mendidik dan mengajar anak-anak dalam kelas harus ada hubungan timbal balik, baik dari segi paedagogis ataupun psikologis. Hubungan timbal balik yang sesuai, yaitu guru harus memperhatian kepentingan murid-muridnya, sedangkan murid juga harus aktif sendiri dalam pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya. Termasuk faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam hal ini adalah pemanfaatan waktu luang siswa.
c). Hubungan dengan masyarakat Saling meniru sikap anak dengan temannya sangat cepat dan sangat kuat pengaruhnya.
Pengaruh kawan (teman) adalah sangat besar terhadap akal dan akhlaknya, sehingga dengan demikian kita dapat memastikan bahwa hari depan anak tergantung kepada keadaan masyarakat dimana anak itu bergaul. Anak yang hidup diantara tetangga yang baik akan menjadi baik juga, dan sebaliknya anak yang hidup diantara orang-orang yang buruk akhlaknya maka akan menjadi buruk pula akhlaknya. Berdasarkan dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat dimana anak itu tinggal akan mempengaruhi mereka dalam belajar.
d). Faktor guru Guru yang secara luas berfungsi sebagai pendidik, merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam proses belajar mengajar. Begitu pentingnya seorang guru, sehingga Imam Syafi'i menggambarkannya dalam sya'irnya - sebagaimana dikutip oleh Ahmad Ludjito-, yang artinya : "Bangun dan hormatilah guru kalian dengan segala penghormatan, (karena) guru hampir sama dengan utusan Tuhan"41.
- b. Faktor yang berasal dari dalam diri anak
Anak yang sehat secara psikologis akan lebih mudah dalam belajar dan mudah dalam meraih prestasi. Sebaliknya anak yang kondisi psikologisnya kurang baik akan sulit menerima pelajaran dan sulit untuk meraih prestasi. Seperti anak yang tertekan dalam keluarga akan mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Faktor fisiologis atau faktor fisik berasal dari keadaan jasmani anak, sedangkan faktor fisiologis berasal dari keadaan pisik. Faktor ini mungkin dapat berdiri sendiri, tetapi juga bisa saling berhubungan. Misalnya keadaan fisik yang terganggu akan mempengaruhi psikisnya dan sebaliknya keadaan psikis yang terganggu, juga akan mempengaruhi fisiknya43. Anak yang kondisi fisiknya kurang baik seperti sakit dan lain- lain akan terganggu dalam belajar dan sulit menerima pelajaran, sebaliknya anak yang sehat secara fisik, maka akan dengan mudah menerima pelajaran dan meraih prestasi.
Menurut Mohammad Asrori, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian subyek didik adalah sebagai berikut:
a. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun faktor keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada anaknya melainkan sifat orang tuanya itu sendiri muncul dalam cara-cara orang tua mendidik anaknya.
b. Pola asuh orang tua. Cara-cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan
kemandirian anak. Sebaliknya, orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat mendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian juga, orang tua yang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemandirian anaknya. c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja. Demikian juga, proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman (punishment) juga dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetensi positif akan memperlancar perkembangan kemandirian remaja. d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan penntingnya hirakhi struktur sosial, kurang terasa aman atau bahkan mencekam, dan kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan-kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlaku hirarkhis akan merangsang dalam mendorong bagi perkembangan dan kemandirian.