Bentuk Bentuk Kemandirian Anak

Bentuk Bentuk Kemandirian Anak

Ciri utama kemandirian adalah kemampuan  untuk berdiri  sendiri tanpa bantuan orang lain dalam mengarungi kehidupan. Dalam penelitian ini adalah kemandirian yang dicapai setelah belajar pendidikan keterampilan tertentu seperti otomotif, menjahit, bordir, komputer dsb. Diharapkan siswa mandiri secara  ekonomi dengan mengandalkan skill tertentu melalui pendidikan ketrampilan serta mandiri dalam belajar dan berinteraksi sosial.
Bentuk Bentuk Kemandirian Anak

Menurut Sutrisno Kusumohadi dalam bukunya “Kemandirian Tonggak Pembangunan”, ada beberapa bentuk kemandirian yang harus dimiliki oleh seorang siswa setelah pelatihan ketrampilan,antara lain:
 a. Kemadirian untuk bekerja Bagi anak-anak yang telah lulus ujian sekolah mereka akan menghadapi kesulitan apakah hendak melanjutkan studi atau berhenti. Bagi mereka yang tinggal di Panti Asuan tentuntunya segera dituntut untuk berdikari, mengingat mereka tidak mempunyai orang tua disamping harus lepas dari lembaga, karena sudah dewasa. Oleh karenanya biasanya mereka akan mencari kerja dengan melamar pada suatu lembaga yang membuka lowongan kerja. Pada saat seperti ini skill mereka sangat dibutuhkan, ehingga mampu hidup mandiri dengan bekerja pada orang lain. 
b. Kemandirian untuk berwirausaha Yaitu kemandirian yang dilakukan dengan membuka usaha baik sesuai dengan keterampilan yang ditekuni di panti dahulu. Ini merupakan bentuk kemandirian yang paling tinggi. Bahkan merupakan inti dari kemandirian seseorang, apalagi setelah dewasa. Wirausaha dapat dicapai dengan  meningkatkan daya kreatifitas dan inovasi37. 
c. Kemandirian dalam belajar  Kemandirian disini dapat diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Konsep kemandirian dalam belajar bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai ketrampilan, pengembangan penalaran, penentuan sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil belajar tersebut.

 Ketiga bentuk kemandirian di atas merupakan wujud dari pendidikan ketrampilan yang dilakukan pada lembaga pendidikan Islam, termasuk juga panti asuhan pada umumnya. 

Menurut Abraham H. Maslaw, sebagaimana dikutip oleh Mohammad Asrori, membedakan kemandirian menjadi dua yaitu38 :
a. Kemandirian aman (secure autonomy). Aman adalah kekuatan untuk menumbuhkan cinta kasih pada dunia, kehidupan, dan orang lain, sadar akan tanggungjawab bersama, dan tumbuh rasa percaya terhadap kehidupan. Kekuatan ini digunakan untuk mencintai kehidupan dan membantu orang lain.  
b. Kemandirian tak aman (insecure autonomy). Tak aman adalah kekuatan kepribadian yang dinyatakan dalam perilaku menentang dunia. Maslow menyebut kondisi seperti ini sebagai selfish autonomy atau kemandirian mementingkan diri sendiri.