Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Pakar Ahli

Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Pakar Ahli

  Kecerdasan emosi semula diperkenalkan oleh Peter Salovy dari Universitas Harvad dan John Mayer dari Universitas Hampshire. Istilah itu kemudian dipopulerkan oleh Daniel Goleman dalam karya monumentalnya Emotional Intelligence.
Secara etimologi kecerdasan berasal dari bahasa Inggris intelligence yaitu kemampuan untuk memahami keterkaitan antara berbagai hal, kemampuan untuk mencipta, memperbaharui, mengajar, berfikir, memahami, mengingat, merasakan dan berimajinasi, memecahkan permasalahan dan kemampuan untuk mengerjakan berbagai tingkat kesulitan.

Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Pakar Ahli
Menurut English and English, sebagaimana dikutip oleh Syamsu Yusuf menerangkan bahwa emosi adalah “a complex feeling state accompanied by characteristic motor and glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang komplek yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris).
 Daniel Goleman sendiri mendefinisikan emosi dengan perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, yakni suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
 Para pakar psikologi telah mendefinisikan kecerdasan emosional dalam bermacam-macam, di antaranya yaitu menurut:

 a. Reuven Bar-On yang dikutip Steven J. Stein dan Howard E. Book  Kecerdasan emosional adalah “serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non-kognitif, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan Kecerdasan emosional atau lebih dikenal dengan istilah emotional intelligence atau emotional quotient dalam penggunaannya sering disamakan. Namun secara garis besar ada perbedaan titik tekan dari penggunaan kata tersebut. Intelligence adalah potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Quotient merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk intelligence. Jadi kalau panjang diukur dengan meter, berat diukur dengan gram, maka kecerdasan diukur dengan quotient, karenanya ukuran tingkat kecerdasan selama ini dikenal dengan IQ.

b. John D Mayer, Peter Salovey  “Emotional intelligence is the innate potential to feel, use, communicate, recognize, remember, learn, manage, and understand emotions.” Kecerdasan emosional menunjuk pada potensi alamiah untuk merasa, menggunakan, mengkomunikasikan, mengenal, mengingat, mempelajari, mengatur dan memahami emosi-emosi.      

c. Steven J. Stein, Ph. D.  Kecerdasan emosional adalah “serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan di dunia yang rumit-aspek pribadi, sosial, dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari.”

d. Daniel Goleman  “Emotional Intelligence: abilities such as being able to motivate oneself and persists in the face of frustration: to control impulse and delay gratification; to regulate one’s mood and keep distress from swamping the ability to think; to empathize and to hope”.

 Artinya: “Kecerdasan emosional adalah kemampuan-kemampuan seperti kemampuan memotivasi diri dan bertahan dalam menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan; mengatur suasana hati dan menjaga agar tetap berfikir jernih; berempati dan optimis”. 
Berdasarkan beberapa pengertian kecerdasan emosional di atas, terdapat beberapa kesamaan. Sehingga kecerdasan emosional dapat disebut sebagai kemampuan seseorang mengelola perasaan dirinya supaya lebih baik serta kemampuan membina hubungan dengan sosialnya.