Langkah menumbuhkan kecerdasan spiritual

Langkah menumbuhkan kecerdasan spiritual

Ada beberapa langkah untuk menumbuhkan kecerdasan spiritual yang dinamakan psikoterapi rasulullah yang terdiri dari :

a. Psikoterapi dengan iman 
Iman adalah sumber ketenangan batin dan keselamatan kehidupan iman itu ada di dalam hati. Substansi dari beriman adalah sikap ikhlas dan mendefinisikan semua kebaikan merupakan ibadah sebagai bukti iman, selalu bergantung pada-Nya, dan ridho-Nya, serta ridho terhadap qodho’ dan qodar Allah SWT. Konsep ini dapat menyucikan seorang mukmin dari kegelisahan yang di timbulkan dari perasaan bersalah serta menimbulkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwanya.
Langkah menumbuhkan kecerdasan spiritual

b. Psikoterapi dengan ibadah
Melaksanakan ibadah yang diwajibkan Allah seperti salat, haji dan zakat dapat membersihkan dan menyucikan jiwa serta memurnikan hati. Disamping itu untuk mengantarkan pada maqam musyahadah ( Penampakan keagungan Allah) berupa keyakinan, petunjuk, dan hikmah. Sesungguhnya ibadah adalah bentuk rasa syukur manusia pada Allah agar senantiasa bertawakkal pada-Nya. Melalui  hal inilah manusia diharapkan mampu melaksanakan praktik ikhlas dengan benar. Karena dengan keikhlasan dalam beribadah, seorang hamba akan selalu terjaga dan senantiasa memperhatikan amalnya, agar dapat memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Beribadah juga merupakan kegiatan yang berorientasi untuk kebaikan bagi setiap manusia. Dalam kaitannya dengan ibadah, manusia diharuskan memiliki sikap sabar dan giat berusaha, karena sikap seperti sabar akan mampu menanggung kesulitan, melawan hawa nafsu-syahwat, senantiasa taat, teratur, mencintai dan peduli kepada manusia, suka membantu orang-orang yang membutuhkan, dan punya jiwa solidaritas yang tinggi.

c. Psikoterapi shalat 
 Shalat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari duka cita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusyu’, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa  manusia, serta dapat mengatasi rasa gelisah, dan ketegangan yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan jiwa atau masalah kehidupan. Seperti diriwayatkan Hudzaifah, bahwa beliau Rasulullah SAW selalu shalat ketika menghadapi kesulitan.
Hadits diatas mengisyaratkan pentingnya shalat dalam memberikan ketenangan dan kedamaian jiwa. Hal ini menjadikan salat memiliki pengaruh, tetapi dalam mengatasi stress dan rasa gelisah. Shalat sebagai hubungan manusia dengan Tuhannya, memberikan energi ruhani dan juga dapat menyembuhkan penyakit fisik. Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan kemampuan-kemampuan luar biasa yang juga bisa menjadikannya lebih siap dalam menerima ilmu pengetahuan dan hikmah.

 d. Terapi melalui puasa dan zakat
Manfaat utama puasa adalah menumbuhkan kemampuan mengontrol syahwat dan hawa nafsu pada diri manusia. Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam kondisi prihatin agar berupaya untuk sabar menanggung atasnya. Mengenai zakat itu sendiri merupakan bentuk praktik ibadah yang mencerminkan kepedulian dan cerminan sikap yang syukur akan nikmat yang diberikan Allah padanya. Dengan implementasi puasa dan zakat ini, ia diharapkan akan bersiap diri dalam menanggung beragam kondisi prihatin yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Oleh karena kondisi prihatin yang dirasakannya itu akan membuatnya dapat berempati terhadap penderitaan orang-orang fakir-miskin, mendorongnya untuk mengasihi mereka, dengan mudah untuk mengulurkan bantuan, dan berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan diantar mereka. Dengan begitu, ukuwah dan silaturahim terhadap sesama manusia semakin kuat dan harmonis, loyalitasnya kepada jamaah semakin kokoh, rasa solidaritas sosial dan kecenderungan untuk membantu manusia semakin bertambah. Semua itu pada gilirannya membuat manusia merasakan, bahwa ia adalah anggota masyarakat yang berguna, serta menimbulkan perasaan rela dan bahagia dalam dirinya. Puasa merupakan terapi yang efektif dalam mengatasi kegelisahan melalui pahala atau imbalan masuk surga sebagai balasan bagi mereka yang berpuasa.

e. Terapi melalui haji 
Haji mengajarkan manusia untuk mampu menanggung kesulitan melatih, berjihad melawan nafsu, senantiasa mengontrol syahwatnya. Disamping itu ritual ini juga sebagai usaha untuk penanaman nilai-nilai solidaritas dan semangat beribadah dalam beragama, tanpa memandang bentuk dan penampilan manusia itu sendiri, melainkan tingkat ketakwaanlah yang diprioritaskan. Karena orang yang melakukan haji tidak boleh berhubungan seks, tidak bermusuhan, tidak mencaci, tidak menyakiti, dan tidak melakukan hal yang dilarang oleh Allah. Haji juga bisa menyembuhkan penyakit takabur, ujub, dan tinggi hati. Karena manusia ketika melaksanakan haji adalah sama, mereka semua memakai pakaian yang sama sehingga tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, majikan dan pelayannya. Mereka semua di ikat oleh tali persamaan dan mengakui kelemahan diri, menyembah dan mengharap ampunan-Nya. Dalam situasi yang syarat dengan nilai-nilai spiritual ini, hubungan dan taqorub manusia, merasakan kejernihan hati, ketenangan jiwa, curahan kondisi emosional dan limpahan rohaniah yang syarat kegembiraan dan kebahagiaan.

f. Terapi melalui zikir dan do’a 
Secara aplikatif, zikir adalah suatu aktivitas yang bersifat ketuhanan, berupa mengingat wujud Allah SWT. Dengan merasakan kehadirannya di dalam hati dan jiwa melalui menyebut nama-Nya yang suci, senantiasa merenungkan hikmah dari penciptaan segala makhluk- Nya, serta mengimplementasikan praktik dzikir itu ke dalam bentuk
perilaku, sikap, gerak dan penampilan yang baik, benar dan terpuji, baik dihadapan-Nya maupun dihadapan makhluk-Nya.