Penerapan Manajemen Pendidikan / Pengajaran di Sekolah

Penerapan Manajemen Sekolah
Manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematis dan koprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sementara manajemen berbasis sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh E. Mulyasa adalah pemberian otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tangap terhadap kebutuhan setempat.

Penerapan manajemen dalam pendidikan sangat penting, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia, bahkan merupakan salah satu dinamisator pembangunan itu sendiri, sehingga dapat dikatakan manajemen pendidikan merupakan sub sistem dari manajemen pembangunan nasional.
Berdasarkan atas apa yang tercakup dalam pengertian manajemen berbasis sekolah, nampak bahwa manajemen berbasis sekolah itu meliputi berbagai aspek yang sangat luas sekali, dalam hal ini seluruh komponen-komponen sekolah itu sendiri, yaitu:
1)      Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Pengembangan kurikulum agar efektif dan program pengajaran dapat terjamin, maka kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara jelas dan terperinci dengan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
a)      Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan yang dirumuskan, maka makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
b)      Program harus sederhana dan fleksibel
c)      Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
d)     Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.
e)      Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah.
Jadi, yang dimaksud dengan manajemen kurikulum dan program pengajaran dalam manajemen berbasis sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur, mengelola kurikulum dan program pengajaran untuk disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan sekolah.
2)      Manajemen Tenaga Kependidikan
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal. Manajemen personalia dilaksanakan oleh seorang manajer agar kinerja mereka dapat dipertahankan dan semakin meningkat.
Kualitas program pendidikan tidak hanya tergantung pada konsep-konsep yang cerdas, akan tetapi juga pada personil pengajar yang mempunyai keinginan dan kesanggupan untuk berprestasi. Manajemen tenaga kependidikan mencakup: (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) konpensasi, dan (7) penilaian pegawai.
Dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan tugas kepala sekolah sebagai top manajer di sekolah bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena selain dia mengusahakan tercapainya tujuan sekolah tetapi sesorang kepala sekolah juga harus memikirkan tujuan tenaga kependidikan secara pribadi. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan untuk membantu terlaksananya Manajemen Berbasis Sekolah yang dipimpinnya.
3)      Manajemen Kesiswaan 
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai keluarnya peserta didik dari sekolah.
Dalam pelaksanaan menjemen kesiswaan sebagai kepala sekolah setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: menerima siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin, atau dalam pengelolaannya tanggung jawab kepala sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut:
a)      Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu;
b)      Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukan murid ke kelas dan program studi;
c)      Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar;
d)     Program supervisi bagai murid yang mempunyai kelainan, seperti: pengajaran, perbaikan dan pengajaran luar biasa;
e)      Pengendalian disiplin murid;
f)       Program bimbingan dan penyuluhan;
g)      Program kesehatan dan keamanan;
h)      Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan tidak hanya bertanggung jawab memberikan ilmu pengetahuan kepada para siswanya, akan tetapi juga bertanggung jawab dalam pemberian bimbingan dan bantuan terhadap peserta didik yang mempunyai permasalahan sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat masing-masing.
4)      Manajemen Keuangan
Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan salah satu komponen produksi yang menentukan kesuksesan dalam pelaksanaan kegiatan bejalar mengajar. Oleh karena itu, dalam manajemen keuangan haruslah memperhatikan komponen utama manajemen, meliputi: (1) prosedur anggaran; (2) prosedur akuntansi keuangan; (3) pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian; (4) prosedur investasi; dan (5) prosedur pemeriksaan
5)      Manajemen Sarana dan Prasarana
Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana yang baik di sekolah yaitu yang menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan bagi warga sekolah. Selain itu dengan tersedianya perlengkapan dan fasilitas belajar yang memadai di sekolah diharapkan akan semakin meningkatkan semangat dan kualitas pendidikan di sekolah. Karena manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat memberikan konstribusi secara optimal pada jalannya proses belajar mengajar    
6)      Manajemen Hubungan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat ini pada hakekatnya adalah suatu sarana yang cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha dalam pembinaan pertumbuhan dan perkembangan siswa di sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.       
7)      Manajemen Layanan Khusus
Layanan khusus ini diberikan sekolah kepada para siswanya dengan tujuan agar dengan tersedianya beberapa layanan ini akan menambah semangat dan motivasi belajar yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan prestasi belajarnya. Jadi, yang dimaksud manajemen layana khusus adalah kewenangan sekolah untuk memberikan berbagai layanan khusus kepada siswanya untuk menambah semangat dan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam sistem otonomi pendidikan, di mana dalam penerapannya menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah, pendidikan tidak dikendalikan secara hirarkis vertikal oleh pejabat, akan tetapi lebih menggunakan paradigma heterarkis dengan pengendalian oleh "dewan pengedali" yang unsur-unsurnya dapat terdiri dari jenis, (1) kepala sekolah, (2) unsur guru, (3) unsur siswa, (4) unsur orang tua, (5) unsur masyarakat, dan (6) unsur lain yang dianggap perlu. Dewan pengendali ini bertugas merumuskan: (1) apa yang dibutuhkan siswa; (2) apa yang dibutuhkan orang tua dan masyarakat; dan (3) apa yang dibutuhkan oleh sekolah di jenjang atasnya, serta kebutuhan yang dianggap perlu