Faktor Pertimbangan Menetapkan Metode Pengajaran

Faktor  Pertimbangan Menetapkan Metode Pengajaran

 Pertimbangan Menetapkan Metode Pengajaran
Tidak ada suatu metode mengajar yang lebih baik daripada metode yang lain. Tiap-tiap metode memiliki kelemahan dan kekuatan. Ada metode yang tepat digunakan terhadap pelajar dalam jumlah besar; ada pula yang tepat digunakan terhadap pelajar dalam jumlah kecil. Ada yang tepat digunakan dalam kelas; adapula yang tepat digunakan di luar kelas.
Pemilihan metode mengajar yang tepat terkait dengan efektifitas pengajaran, dan efektifitas ini dapat dipelajari. Ketepatan penggunaan metode mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi sifat dari tujuan belajar yang hendak dicapai, kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar, seperti meningkatkan motivasi instrinsik dan ekstrinsik pelajar, kemampuan yang tercakup dalam tugas, pengelolaan waktu, pemilihan apa yang harus disampaikan, mengetahui di mana dan bagaimana menerapkan kekuatan guru seefektif mungkin, dan menentukan prioritas yang tepat.
Faktor  Pertimbangan Menetapkan Metode Pengajaran

Berikut ini beberapa faktor yang harus dijadikan pertimbangan dalam pemilihan suatu metode pengajaran, yaitu :
a.    Tujuan yang hendak dicapaiFaktor pertama yang hendak dikaji oleh guru dalam rangka menetapkan metode mengajar ialah tujuan instruksional khusus. Tujuan ini hendaknya dijadikan tumpuan perhatian karena akan memberi arah dalam memperhitungkan efektifitas suatu metode. Menggunakan metode yang tidak sesuai dengan tujuan instruksional khusus merupakan kerja yang sia-sia, karena hampir tidak dapat dibayangkan kegunaannya untuk keberhasilan pencapaian tujuan instruksional khusus itu sendiri.
b.    Keadaan pelajar
Metode mengajar merupakan alat untuk menggerakkan pelajar agar dapat mempelajari bahan pelajaran. Guru mungkin baru dapat menggerakkan pelajar jika metode mengajar yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan pelajar, baik secara berkelompok maupun secara individual. Guru hendaknya tidak memaksa pelajar untuk bergerak dalam aktifitas belajar menurut acuan metode. Pemaksaan tidak akan menghasilkan gerak, bahkan akan merusak perkembangan pelajar.
Guru hendaknya mahir membangkitkan motivasi instrinsik pelajar. Motivasi ini akan tumbuh dan berkembang jika pelajar merasakan senangnya berprestasi, bertanggung jawab, dan dihargai. Metode yang lunak biasanya berhasil dalam menggairahkan pelajar daripada metode yang mengandung unsur-unsur otokratis.
Terdapat tiga tipe atau gaya belajar : visual, auditorial, dan motorik atau kinestetik. Pelajar yang memiliki gaya belajar visual lebih tertarik pada hal-hal yang terlihat seperti warna, hubungan ruang, potret dan gambar. Pelajar dengan gaya belajar auditorial akan tertarik pada segala jenis bunyi dan kata, seperti musik, nada, irama, dialog, dan suara. Pelajar yang bergaya motorik atau kinestetik tertarik pada segala jenis gerak dan emosi, baik yang diciptakan maupun yang diingat, seperti gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik.
c.    Bahan pembelajaran
Dalam menetapkan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan bahan pembelajaran, baik isi, sifat, maupun cakupannya. Guru hendaknya mampu menguraikan bahan pembelajaran kedalam unsur-unsur secara rinci. Dari unsur-unsur itu tampak apakah bahan itu hanya berisi fakta-fakta dan kecakapan-kecakapan yang hanya membutuhkan daya mental untuk menguasainya secara motorik, apakah bahan itu mencakup berbagai hal ataukah hanya beberapa hal atau mungkin hanya satu hal.
Setelah menginventarisasi sifat-sifat atau unsur-unsur bahan pengajaran, guru dapat segera memperhatikan metode-metode yang mempunyai ciri-ciri yang sesuai dengan bahan pengajaran dimaksud, lalu menetapkan satu atau beberapa metode yang hendak digunakan dalam mengajar.
d.    Situasi belajar-mengajar
Pengertian situasi belajar mencakup suasana dan keadaan kelas-kelas yang berdekatan yang mungkin mengganggu jalannya proses belajar-mengajar, keadaan pelajar seperti masih bersemangat atau sudah lelah dalam belajar, keadaan cuaca cerah atau hujan, keadaan guru yang sudah lelah atau sedang menghadapi banyak masalah.
e.    Fasilitas
Sekolah tentu saja memiliki fasilitas. Hanya saja ada sekolah yang memiliki fasilitas lengkap sesuai dengan kebutuhan proses belajar-mengajar, ada pula sekolah yang memiliki sedikit fasilitas. Secara garis besar, fasilitas sekolah dapat dibagi dua, yaitu :
1.    Fasilitas fisik seperti ruang dan perlengkapan belajar di kelas, alat peraga pengajaran, buku pelajaran dan perpustakaan, tempat dan perlengkapan berbagai praktikum, laboratorium, serta pusat-pusat keterampilan, kesenian, keagamaan, dan olahraga dengan segala perlengkapannya.
2.    Fasilitas non fisik seperti kesempatan, biaya, dan berbagai aturan serta kebijaksanaan pemimpin sekolah.
Metode-metode mengajar yang tersedia, sebagian dapat digunakan dengan fasilitas minim, dan sebagian lain menuntut fasilitas memadai yang total dapat digunakan apabila tidak didukung fasilitas tertentu. Guru hendaknya memperhitungkan peran fasilitas tersebut dalam menetapkan metode mengajar yang akan digunakannya.
f.    Guru
Setiap guru memiliki kepribadian keguruan yang unik. Tidak ada guru yang memiliki kepribadian keguruan yang sama. Sebagaimana halnya dalam belajar, setiap orang memiliki modalitas belajar yang dominan; demikian pula dalam mengajar, guru memiliki kecenderungan modalitas mengajar yang dominan. Modalitas guru biasanya sama dengan modalitas belajarnya. Guru yang cenderung visual biasanya ketika menjadi pelajar merupakan pelajar yang visual pula. Hal ini terjadi secara alamiah.
Guru yang berdedikasi untuk kepentingan pelajar tentu tidak akan menuruti kecenderungan modalitasnya di dalam mengajar, tetapi akan memperhatikan modalitas pelajarannya di dalam belajar. Sebagian pelajar mungkin memiliki modalitas belajar yang sama dengan guru, tapi mungkin banyak yang tidak sama. Apabila guru menuruti modalitas dalam mengajar, maka pelajar yang modalitasnya tidak sama dengan guru mungkin tidak akan dapat menangkap semua yang diajarkan atau mendapat tantangan yang besar dalam mempelajari bahan pelajaran, sebab secara harfiah mereka memproses dunia melalui bahasa yang berbeda dengan guru.
Pendek kata, dalam menetapkan metode yang akan digunakan dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, guru hendaknya lebih dahulu mempertimbangkan kepribadian dan penguasannya terhadap suatu metode. Guru tentu dapat mengetahui letak kekuatan dan kelemahan dirinya dalam menggunakan metode apapun.
g.    Kekuatan dan kelemahan metode-metode
Setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan. Karenanya, tidak dapat dipastikan bahwa suatu metode baik dan metode yang lain buruk. Baik atau buruknya metode itu tergantung pada banyak faktor. Oleh sebab itu tugas guru dalam menetapkan metode ialah mengetahui dan mempertimbangkan batas-batas kekuatan dan kelemahan metode yang akan digunakan.
Berdasarkan faktor-faktor sebagaimana dikemukakan di atas, maka sebelum menetapkan metode pengajaran guru hendaknya menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a.    Untuk mencapai tujuan apa suatu metode digunakan ?
b.    Terhadap pelajar yang bagaimana suatu metode akan digunakan: dalam kelompok besar, individual, usia berapa, dan dengan tipe pelajar yang bagaimna ?
c.    Apakah metode yang digunakan guru dapat mengantar pelajar untuk memiliki aspek-aspek kompetensi yang terkandung di dalam bahan pengajaran yang akan diajarkan ?
d.    Situasi bagaimana yang akan dan mungkin dihadapi guru ?
e.    Apakah metode yang akan digunakan guru harus didukung oleh fasilitas tertentu ? Apakah fasilitas itu tersedia di sekolah ?
f.    Apakah metode yang akan digunakan guru sesuai dengan kepribadiannya ?
g.    Kekuatan dan kelemahan apa yang terdapat pada suatu metode ? Apa batas-batas kekuatan dan kelemahannya?
Semoga berkah Faktor  Pertimbangan Menetapkan Metode Pengajaran