Bentuk-bentuk disiplin dalam pembelajaran

Bentuk-bentuk disiplin dalam pembelajaran

Implementasi kedisiplinan idealnya mencakup segala aspek aktifitas kehidupan manusia, karena satu aspek saja terjadi ke-tidak disiplin-an maka akan mempengaruhi yang lain. Namun dalam pembahasan ini penulis perlu memberikan batasan sesuai tema besar pada tulisan ini. Batasan tersebut meliputi disiplin dalam belajar, disiplin dalam mentaati peraturan, dan disiplin dalam beribadah.

a. Disiplin dalam belajar
Proses pembelajaran di pesantren pada umumnya terjadi sepanjang waktu setiap harinya, dari pagi dini hari hingga tengah malam, tergantung materi yang diajarkan. Aktifitas keseharian di pesantren biasanya dimulai menjelang subuh dengan persiapan untuk berjamaah shalat subuh bersama-sama. Kemudian dilanjutkan mengaji selesai shalat subuh sampai malam sesuai dengan kelas atau tingkatannya masing-masing. Pendidikan semacam ini berpengaruh besar dalam kehidupan para santri.64 Para santri biasanya mengadakan muthalaah terhadap materi yang diajarkan ustadz atau kyai, baik sebelum atau sesudah proses pembelajaran                                                         
atau pengajian. Cara belajar semacam ini membantu pencapaian pemahaman para santri. Sementara ada pendapat yang mengatakan bahwa cara belajar yang efisien dan mendukung kedisiplinan belajar adalah dengan cara belajar sungguh-sungguh selama-lamanya empat jam sehari dengan teratur.

b. Disiplin dalam mentaati peraturan
Di lembaga pendidikan pesantren, disiplin sangat ditekankan. Kemudian untuk menjamin kelancaran dan ketertiban proses pendidikan, lembaga pondok pesantren biasanya menyusun tata tertib yang berisi peraturan yang harus ditaati oleh seluruh santri. Di samping mentaati peraturan pondok pesantren, santri juga harus memahami dan mentaati pola-pola kebudayaan pondok pesantren yang berlaku. Untuk memahami budaya atau peraturan yang tidak tertulis, para santri bisa melihat dari keteladanan yang diberikan oleh para ustadz dan kyai, untuk kemudian teladan yang baik itu akan selalu dilaksanakan dan selalu berusaha untuk tidak melanggarnya. Adapun pada pondok pesantren yang menjalankan disiplin secara permissive dan lebih banyak memberikan kebebasan pun terdapat norma-norma yang harus dipahami dan ditaati oleh semua pihak, misalnya seorang santri tidak boleh bercakap-cakap atau mondar-mandir di dalam kelas karena dapat mengganggu jalannya pelajaran.66
c. Disiplin dalam beribadah
Pada dasarnya beribadah kepada Alllas SWT merupakan kewajiban mutlak bagi manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah: 
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. (QS. Adz Dzariyat: 56-57)67

Ayat tersebut menunjukkan bahwa yang paling utama harus dilakukan jin dan manusia adalah menyembah Allah, menghamba kepada-Nya. Beribadah itu, menurut pemikiran Muhammad Quthb sebagaimana dikutip oleh Mahfud Junaedi, tidak terbatas hanya pada berbagai cara peribadatan yang telah ditentukan, melainkan mempunyai makna yang lebih menyeluruh dan luas sekali, meliputi seluruh aktifitas dan bidang kehidupan, dan mencakup seluruh perbuatan, rasa, dan karsa.

Meskipun setiap aktifitas manusia bisa maksudkan untuk beribadah, namun dalam tulisan ini hanya akan dibahas tentang ibadah shalat, Karena disamping shalat merupakan pokok pangkal ibadah, juga amalan pertama yang akan diperhitungkan di hari kiamat. Shalat merupakan perbuatan seseorang yang beriman dalam situasi menghadapkan wajahnya kepada sang Khaliq. Maka manakala shalat itu dilakukan secara tekun dan terus menerus akan menjadi alat pendidikan rohani manusia yang efektif, memperbaharui dan memelihara jiwa, serta memupuk pertumbuhan kesadaran. Demikian juga, dengan melaksanakan shalat dengan penuh rasa kekhusukan akan menjaga dari berbagai hal yang keji dan mungkar. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah: 
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al „Ankabut : 45)69

Kalau ditinjau dari segi disiplin, ibadah shalat merupakan pendidikan positif yang menjadikan manusia dan masyarakat hidup secara teratur. Sehubungan dengan hal ini lah beribadah shalat sangat ditekankan di pesantren, disamping ibadah-ibadah yang lain. Karena itu, wajar jika santri di pondok pesantren diwajibkan untuk selalu mengikuti shalat berjamaah dan tepat waktu. Pembinaan terhadap anak didik tentu tidak bisa dilakukan dengan asal- asalan, namun harus dilakukan dengan seksama dan dengan penuh pertimbangan yang matang. Dalam setiap aktifitas pendidikan diperlukan tindakan pendidikan yang benar, sehingga tujuan pendidikan yang akan dicapai dapat terwujud. Adapun bentuk-bentuk tindakan pendidikan yang bisa digunakan untuk membina kedisiplinan, diantaranya adalah redirecting dan modeling.

1) Mengalihkan jurusan (redirecting)
Mengalihkan jurusan adalah suatu metode untuk mengalihkan dan mengarahkan kembali tenaga atau kegiatan seorang anak kepada suatu kegiatan lain, sebagai pengganti dari kegiatan semula. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan supaya perhatian anak berpindah dari satu obyek atau jenis tingkah laku yang tidak disenangi kepada suatu jenis kegiatan yang lebih baik dan dikehendaki. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa jenis kegiatan yang baru akan menyebabkan minat anak terhadap kegiatan yang kurang baik akan hilang dan menjadi lebih berminat pada kegiatan yang baik.

2) Contoh teladan (modeling)
Teladan atau modeling adalah yang berhubungan dengan contoh teladan dari orang tua untuk anak-anak dengan perbuatan dan tindakan sehari-hari. Contoh teladan dipandang lebih efektif dalam mendidik anak dari sekedar bahasa, karena teladan itu menyediakan isyarat- isyarat nonverbal yang sangat berarti, yang menyediakan suatu contoh yang jelas untuk ditiru. Siapapun akan mengakui bahwa anak-anak kita merupakan peniru yang terbesar di dunia, karena kemampuan yang mereka miliki di awal perkembangan mereka adalah kemampuan meniru, bukan yang lain. Mereka hampir akan selalu menyimpan apa yang mereka dengar dan meniru apa yang mereka lihat.

Kebanyakan apa yang diketahui anak tentang cara-cara bertingkah laku yang pantas di masyarakat, mereka pelajari dengan proses ini. Mereka mencontoh dan menyimpan tingkah laku dari orang yang lebih tua atau guru mereka. Pengaruh yang meresap seperti ini menjadi penting untuk diusahakan oleh para orang tua secara sadar dan sengaja untuk mendidik dan mempengaruhi anak- anak mereka. Teladan dari orang tua dan guru mempunyai peranan yang penting karena anak maupun peserta didik merupakan pihak yang akan selalu melihat dan memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tua dan guru mereka. Kemudian secara perlahan mereka mulai meniru dan berperilaku seperti yang mereka lihat. Mereka akan cenderung menjadi disiplin dan baik kalau yang mereka lihat membawa ke arah kedisiplinan dan kebaikan, begitu juga sebaliknya.